Entah mengapa jiwa aku meronta
Seperti tidak ada perasaan untuk menyambut kedatanganya
Di saat takbir bergema
Aku merasa sungguh hiba
Mengapa?
Sedang mereka asyik memilih busana
Sementera aku masih termanggu
Allah...
Mengapa perasaan ini tidak seperti sebelumnya
Mungkinkah aku semakin jauh dari dakapan Kau?
Allahu akbar...Allahu akbar...Allahu akbar...
Takbir terus mengalunkan irama syahdunya
Tapi aku masih termenung
Jendela coklat menjadi saksinya
Hiba rasa nya tatkala melihat
Anak kecil, jiran tetangga
Sibuk mempersiapkan keluarga masing-masing
Untuk pulang ke kampung halaman
Genang air mata terus ku tahan daripada terkeluar dari bekasnya
Betapa tersiksanya jiwaku
Namun tak siapa yang mengerti akan penderitaan ku
Tersembunyi di sebalik raut wajah yang girang
Namun dada yang berombak deras tak siapa tahu
Genang air mata terus ku tahan daripada terkeluar dari bekasnya
Betapa tersiksanya jiwaku
Namun tak siapa yang mengerti akan penderitaan ku
Tersembunyi di sebalik raut wajah yang girang
Namun dada yang berombak deras tak siapa tahu
Hanya kepada Dia aku luahkan segala isi hati
Hanya Dia yang memahami
Ya, hanya Dia
Bimbing lah aku sekiranya aku tersasar
Tarik lah aku jika aku terjatuh
Suluhkan jalan bagi ku
Tuntuni lah langkah ku
Agar kegembiraan menjadi milik ku
Hanya Dia yang memahami
Ya, hanya Dia
Bimbing lah aku sekiranya aku tersasar
Tarik lah aku jika aku terjatuh
Suluhkan jalan bagi ku
Tuntuni lah langkah ku
Agar kegembiraan menjadi milik ku
Mungkinkah ada kegembiraan untuk hari esok?
Nice! Syahdu seperti tajuknya. ^_^
ReplyDeletehasil renungan di jendela...
ReplyDelete^_^
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete